Jagalah Kehormatan Diri !
11.07
Menjaga kehormatan diri sebagai seorang Muslim dan Muslimah adalah suatu keharusan, perjuangannya adalah amalan Jihad yang apabila berujung pada maut dinilai sebagai mautu fii sabiilillah. Maka, konsekuensi bagi seorang insan Muslim dan Muslimah yang membiarkan kehormatannya di cabik-cabik tanpa perlawanan, hanya akan menyisakan kepedihan yang teramat mendalam, baik di dunia maupun akhirat nantinya.
Maka, jagalah kehormatan diri, karena seorang Muslim dan Muslimah adalah suatu yang bernilai tinggi, Karena Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam teramat mencintai kita.
Baahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam memerintahkan kita, ummatnya, untuk selalu menjaga kehormatan diri (‘Iffah). Dalam sebuah Hadits, Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ الْفَقِيرَ الْمُتَعَفِّفَ أَبَا الْعِيَالِ
Maksudnya: “Sesungguhnya Allah s.w.t. senang dengan hamba-Nya yang Mukmin dan fakir namun tetap menjaga kehormatan dirinya serta menanggung nafkah keluarganya.” (Kanz al-Ummāl, (1/80).)
Berkata sahabat Hakīm bin Hizām r.a.: “Saya pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah s.a.w., dan Beliau memberikannya kepadaku. Kemudian saya meminta kembali yang kedua kali, dan Beliau juga mengabulkan permintaanku itu. Setelah itu Beliau berkata kepadaku:
يا حكيم إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
Maksudnya: “Wahai Hakīm, sesungguhnya harta benda itu memang indah dan nikmat (digambarkan oleh Rasul dengan hijau dan manis). Sesiapa mengambilnya dengan hati yang lapang (tidak terlalu berobsesi untuk menguaasainya) maka dia akan mendapatkan keberkahan harta tersebut. Dan sesiapa mengambilnya dengan penuh berat hati (sangat berobsesi mendapatkannya sehingga hatinya terasa sempit) maka dia tidak akan mendapatkan keberkahan dengan harta itu, bahkan dia akan menjadi seperti orang sedang makan yang tidak pernah kenyang. Tangan yang di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (orang yang meminta). (H. R. al-Bukhārī dan Muslim).
Yang dimaksud dengan hadits di atas adalah setiap harta yang didapat dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama tidak akan mendapat keberkahan. Hal itu seperti harta yang diambil dari seseorang, sedangkan orang tersebut merasa berat untuk memberikan harta tersebut.
Maka, diantara penjagaan diri adalah menjaga pandangan. Karena dari pandanganlah sesuatu itu akan dirasa, dan Syahwat akan bermain bersama keindahan pandangan yang dirasa biasa saja. memohonlah kepada Allah agar dilindungi dari kejahatan nafsu, dan syahwat yang menggelora bersama godaan syaithon.